Rabu, 19 Desember 2012

pewayangan cirebon


Panakawan dalam pewayangan Cirebon jumlahnya 9, diantaranya adalah : SEMAR, GARENG, CEBLOK, BAGALBUNTUNG, BITAROTA, DUWALA, CUNGKRING, CURIS (SEKAR PANDAN), dan BAGONG.


Mereka melambangkan etika hubungan berkeluarga, yang ditulis dalam kitab ASMARAGAMA, ditulis oleh Sunan Panggung (Sunan Kalijaga).

- SEMAR adalah putra Sanghyang Tunggal yang diutus untuk berbuat kebajikan di marcapada. Ia mengabdi kepada Resi, Raja atau kesatria keturunan Sanghyang Manikmaya atau Batara Guru (adiknya yang menjadi kalifah ing dewa di Suralaya)

- CURIS (SEKAR PANDAN) bernama asal SANGHYANG SUKMARASA, ia adalah adik dari Dewi Senggani (istri Semar). Pada kisahnya, Sanghyang Sukmarasa pernah berupaya merebut Dampar Mercupunda dari tangan Sanghyang Manikmaya (Batara Guru), namun karena kesaktian Sanghyang Manikmaya, Sanghyang Sukmarasa terlempar jatuh dari kahyangan Suralaya, kepalanya menyangkut di pohon Pansan. Ia ditolong oleh Sumbarama, kakak Palasara, kemudian diserahkan kepada Semar yang saat itu sedang mengabdi pada Palasara. Walau Sanghyang Sukmarasa tidak berhasil merebut Dampar Mercupunda, namun ia telah berhasil mencuri Cupu Maolkayat (tirta kamandalu). Semar menganjurkan agar Sanghyang Sukmarasa merubah wujud, karena sudah pasti ia termasuk daftar pencarian para dewa. Dari bungkus cupu itulah ia merubah wujudnya, dan kemudian berganti nama menjadi CURIS. Ia memanggil Semar dengan kata "pean" kependekan dari "ipe reh ing hyang".

- BAGONG dicipta dari tunggak jati

- CEBLOK dicipta dari gagang daun kelapa (papah blarak)

- BITAROTA dicipta dari tumbuhan rambat

- CUNGKRING dicipta dari pohon randu alas

- GARENG dicipta dari kayu gaharu

- DUWALA dicipta dari tonggak bambu

- BAGALBUNTUNG dicipta dari tanaman benalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar